Aer Terkini – DAPATKAN ORANG buta mengemudikan mobil? Peneliti mencoba untuk membuat gagasan yang mengada-ada itu menjadi kenyataan. Tahun depan, Federasi Nasional Tunanetra dan Virginia Tech berencana akan mendemonstrasikan prototipe kendaraan yang dilengkapi dengan teknologi yang dapat membantu orang buta mengemudikan mobil sendiri.
Teknologi yang disebut “nonvisual interfaces” itu menggunakan sensor yang membantu pengemudi buta mengirimkan informasi kepadanya mengenai lingkungan di sekitarnya: apakah ada mobil atau objek lain dekatnya, di depannya, atau di jalur yang berlainan arah dengannya.
Kebanyakan orang buta menganggap mengendarai mobil sendiri apalagi dalam waktu yang lama dianggap tidak mungkin. Dengan teknologi canggih itu, para peneliti begitu berharap bahwa proyek ini dapat merevolusi mobilitas dan menantang asumsi-asumsi yang telah lama dipegang tentang keterbatasan.
Organisasi yang berbasis di Baltimore itu mengumumkan rencana demonstrasi kendaraan tersebut pada konferensi pers Jumat di Daytona Beach, Florida.
“Kami mengeksplorasi wilayah yang sebelumnya dianggap sebagai unexplorable,” kata Dr Marc Maurer, presiden Federasi Nasional Tunanetra seperti dilansir dari laman AP. “Kami bergerak jauh dari kapasitas manusia yang akhirnya teori ini akan memberikan kontribusi kepada masyarakat luas.”
“Beberapa orang mengira saya gila dan mereka berpikir, ‘Mengapa Anda ingin kami bakal mengumpulkan uang untuk sesuatu yang tidak dapat dilakukan’,” kata Dr. Maurer mengutip ucapan orang yang menghardiknya. “Sementara beberapa orang percaya. Dan lainnya berpikir itu ide yang luar biasa. ”
Inovasi kendaraan tersebut berakar pada tahun 2007, ketika Virginia Tech masuk ke dalam daftar DARPA Grand Challenge, sebuah kompetisi untuk penelitian kendaraan yang didanai oleh Departemen Pertahanan. Tim universitas menang di tempat ketiga yang menciptakan kendaraan mengemudi yang memiliki sensor dan dapat digunakan untuk melihat lalu lintas, menghindari menabrak mobil lain, serta benda-benda di sekitarnya seperti kendaraan lain.
Menyusul keberhasilan mereka, tim Virginia Tech menjawab tantangan dari Federasi Nasional Tunanetra untuk membantu membangun sebuah mobil yang dapat dikemudikan oleh orang buta. Virginia Tech pertama menciptakan dune buggy sebagai bagian dari studi kelayakan yang menggunakan sensor laser dan kamera yang bertindak sebagai mata kendaraan. Sebuah rompi bergetar digunakan untuk mengarahkan pengemudi untuk mempercepat, memperlambat dan membuat belokan.
Organisasi orang buta itu terkesan dengan hasil tersebut, kemudian mendesak para peneliti untuk terus melakukan penelitian.
Dr Dennis Hong, seorang profesor teknik mesin di Virginia Tech yang memimpin penelitian, mengatakan teknologi suatu hari nanti tidak hanya dapat membantu pengemudi buta mengoperasikan kendaraan, tetapi juga dapat digunakan pada kendaraan konvensional untuk membuat mereka lebih aman.
Hong juga mengatakan, mereka berharap untuk mengubah teknologi menjadi produk konsumen. Namun dia menambahkan, “Ini tidak akan menjadi suatu produk yang telah terbukti sampai 100 persen aman.”
Dengan adanya teknologi itu, para pendukung orang buta menyatakan akan diperlukan waktu sebelum masyarakat luas menerima potensi pengemudi buta dan diperlukan pembuktian mengenai teknologi itu dapat menjadi keselamatan. Tapi lebih dari apa pun, mereka mengatakan itu bagian dari misi yang lebih luas untuk mengubah cara orang merasakan kebutaan.
Mark Riccobono, direktur eksekutif Institut NFB’s Jernigan, mengatakan ketika ia berjalan menyusuri jalan dengan anaknya 3 tahun, banyak orang mungkin berpikir ia, sebagai orang buta, yang dipandu oleh anaknya. “Itu akan berubah ketika orang melihat bahwa kita bisa melakukan sesuatu yang mereka pikir itu mustahil,” kata Riccobono.
Teknologi yang disebut “nonvisual interfaces” itu menggunakan sensor yang membantu pengemudi buta mengirimkan informasi kepadanya mengenai lingkungan di sekitarnya: apakah ada mobil atau objek lain dekatnya, di depannya, atau di jalur yang berlainan arah dengannya.
Kebanyakan orang buta menganggap mengendarai mobil sendiri apalagi dalam waktu yang lama dianggap tidak mungkin. Dengan teknologi canggih itu, para peneliti begitu berharap bahwa proyek ini dapat merevolusi mobilitas dan menantang asumsi-asumsi yang telah lama dipegang tentang keterbatasan.
Organisasi yang berbasis di Baltimore itu mengumumkan rencana demonstrasi kendaraan tersebut pada konferensi pers Jumat di Daytona Beach, Florida.
“Kami mengeksplorasi wilayah yang sebelumnya dianggap sebagai unexplorable,” kata Dr Marc Maurer, presiden Federasi Nasional Tunanetra seperti dilansir dari laman AP. “Kami bergerak jauh dari kapasitas manusia yang akhirnya teori ini akan memberikan kontribusi kepada masyarakat luas.”
“Beberapa orang mengira saya gila dan mereka berpikir, ‘Mengapa Anda ingin kami bakal mengumpulkan uang untuk sesuatu yang tidak dapat dilakukan’,” kata Dr. Maurer mengutip ucapan orang yang menghardiknya. “Sementara beberapa orang percaya. Dan lainnya berpikir itu ide yang luar biasa. ”
Inovasi kendaraan tersebut berakar pada tahun 2007, ketika Virginia Tech masuk ke dalam daftar DARPA Grand Challenge, sebuah kompetisi untuk penelitian kendaraan yang didanai oleh Departemen Pertahanan. Tim universitas menang di tempat ketiga yang menciptakan kendaraan mengemudi yang memiliki sensor dan dapat digunakan untuk melihat lalu lintas, menghindari menabrak mobil lain, serta benda-benda di sekitarnya seperti kendaraan lain.
Menyusul keberhasilan mereka, tim Virginia Tech menjawab tantangan dari Federasi Nasional Tunanetra untuk membantu membangun sebuah mobil yang dapat dikemudikan oleh orang buta. Virginia Tech pertama menciptakan dune buggy sebagai bagian dari studi kelayakan yang menggunakan sensor laser dan kamera yang bertindak sebagai mata kendaraan. Sebuah rompi bergetar digunakan untuk mengarahkan pengemudi untuk mempercepat, memperlambat dan membuat belokan.
Organisasi orang buta itu terkesan dengan hasil tersebut, kemudian mendesak para peneliti untuk terus melakukan penelitian.
Dr Dennis Hong, seorang profesor teknik mesin di Virginia Tech yang memimpin penelitian, mengatakan teknologi suatu hari nanti tidak hanya dapat membantu pengemudi buta mengoperasikan kendaraan, tetapi juga dapat digunakan pada kendaraan konvensional untuk membuat mereka lebih aman.
Hong juga mengatakan, mereka berharap untuk mengubah teknologi menjadi produk konsumen. Namun dia menambahkan, “Ini tidak akan menjadi suatu produk yang telah terbukti sampai 100 persen aman.”
Dengan adanya teknologi itu, para pendukung orang buta menyatakan akan diperlukan waktu sebelum masyarakat luas menerima potensi pengemudi buta dan diperlukan pembuktian mengenai teknologi itu dapat menjadi keselamatan. Tapi lebih dari apa pun, mereka mengatakan itu bagian dari misi yang lebih luas untuk mengubah cara orang merasakan kebutaan.
Mark Riccobono, direktur eksekutif Institut NFB’s Jernigan, mengatakan ketika ia berjalan menyusuri jalan dengan anaknya 3 tahun, banyak orang mungkin berpikir ia, sebagai orang buta, yang dipandu oleh anaknya. “Itu akan berubah ketika orang melihat bahwa kita bisa melakukan sesuatu yang mereka pikir itu mustahil,” kata Riccobono.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar