Senin, 09 Agustus 2010

Inggris Rugi Miliaran Poundsterling Akibat Jejaring Sosial

Inggris Rugi Miliaran Poundsterling Akibat Jejaring Sosial


Aer Terkini – LANTARAN PARA pegawai banyak menghabiskan waktu di situs-situs jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter, membuat Inggris mengalami kerugian miliaran poundsterling. Hal itu berdasarkan penelitian jejaring tenaga kerja Inggris, MyJobGroup.co.uk.

Dalam jajak pendapatnya, MyJobGroup.co.uk menyatakan ada  1.000 orang responden hampir enam persen atau dua juta dari 34 juta tenaga kerja di Inggris menghabiskan waktu lebih dari satu jam per hari di jejaring sosial sewaktu mereka berada di tempat kerja.


“Hasil kami secara jelas memperlihatkan bahwa tenaga kerja di Inggris menghabiskan makin banyak waktu sewaktu di tempat kerja untuk mengunjungi jejaring media sosial, yang, tanpa diketahui, dapat memiliki dampak negatif pada produktivitas banyak perusahaan di seluruh negeri ini,” kata Direktur Pelaksana Myjobgroup.co.uk Lee Fayer dalam satu pernyataan mengenai hasil survei tersebut.
“Hasil kami menunjukkan bahwa tenaga kerja di Inggris menghabiskan banyak waktu di tempat kerja untuk mengunjungi jejaring media sosial, tanpa mengetahui dampak negatif pada produktivitas perusahaan di seluruh negeri ini,” kata Direktur Pelaksana Myjobgroup.co.uk Lee Fayer.
Seperti yang dikutip dari Reuters, MyJobGroup.co.uk menyatakan bahwa hilangnya jam kerja di Facebook, Twitter dan jejaring media sosial lainnya itu berpotensi membuat Inggris menderita kerugian hingga 14 miliar pound (22,16 miliar dolar AS).
Ini menunjukkan lebih separuh dari seluruh tenaga kerja di Inggris, 55 % mengaku telah mengakses profil media sosial di tempat kerja.
Selain itu, mereka pun banyak menghabiskan waktu sangat banyak untuk ngobrol dengan teman, mengirim pesan, menambah foto dan video, serta memperbarui profil mereka. Akibat ulah mereka, produktivitas perusahaan mengalami pukulan.
Walaupun tindakan mereka berdampak negatif pada ekonomi,  di tengah pemulihan yang masih rapuh, banyak pekerja yang membantah adanya dampak negatif media sosial pada efisiensi mereka.
Hanya 14 persen responden mengakui jadi kurang produktif akibat media sosial dan 10 persen bahkan mengaku media sosial “membuat mereka lebih produktif”.
Terlebih lagi, masih ada penentangan luas terhadap pelarangan akses ke jejaring sosial di tempat kerja.
Lebih dari dua-pertiga (68 persen) menyarankan suatu bentuk akses selama jam kerja. Hanya sepertiga menginginkan laman seperti Facebook, Twitter, Flickr dan YouTube dilarang selama jam kerja. Itu memperlihatkan bertambahnya kepentingan media sosial bagi kehidupan rutin setiap hari dan penentangan luas jika aksesnya dibatasi.
“Meskipun kami tentu saja tak ingin membunuh kegembiraan, orang yang menghabiskan waktu lebih dari satu jam kerja per hari di Facebook dan Twitter sangat menghambat upaya perusahaan mendorong produktivitas, yang lebih penting daripada sebelumnya mengingat rentannya kondisi ekonomi kita,” kata Fayer.
“Semua perusahaan harus berusaha sebaik mungkin untuk memantau penggunaan laman jejaring sosial selama jam kerja dan memastikan bahwa pegawai mereka tak menyalah-gunakan kebebasan akses ke semua laman itu,” katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar