Sabtu, 02 Oktober 2010

Lingkungan Wilayah Pesisir


Pengelolaan Ekosistem Pesisir

 
Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau yang tersebar dari barat hingga timur dengan garis pantai sepanjang ± 80.791 km. Setiap pulau memiliki perbedaan yang dipengaruhi oleh kondisi geologi, geomorfologi, hidrologi dan posisinya yang terletak pada daerah tropis. Dengan kondisi tersebut, maka di sepanjang jalur garis pantainya (pesisir) terbentuk berbagai jenis bentuk lahan asal marin dan berbagai tipe ekosistem pesisir.Sunarto (2000) mengatakan bahwa ekosistem pantai identik dengan daerah kepesisiran (coastal area) atau disebut saja daerah pesisir, namun hal ini perlu dibedakan dengan pesisir (coast), pantai (shore), maupun gisik (beach).



Daerah pesisir yaitu daerah yang membentang dari zona gelombang pecah (breaker zone) di laut hingga batas akhir daratan alluvial pesisir (coastal alluvial plain) di darat. Jika daerah pesisir membentang dari laut hingga darat maka yang disebut pesisir berupa bentangan di darat saja, yaitu dari garis pesisir (coastline) hingga batas akhir daratan alluvial pesisir. 

Factor antropodinamik diketahui sebagai factor yang paling besar pengaruhnya terhadap daerah pesisir pantai. Antrodinamik ini dapat mengakibatkan rusaknya ekosistem mangrove maupun ekosistem terumbu karang yang besar sekali manfaatnya bagi manusia. Akibat kelanjutannya adalah terjadinya erosi pantai maupun sedimentasi ditempat lain. Ekosistem pesisir bersifat sangat dinamis, karena merupakan tempat pertemuan dan interaksi dari tiga kekuatan yang berasal dari daratan, perairan laut dan udara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar