Sabtu, 02 Oktober 2010

Terumbu dan Fitoplankton

Terumbu atau gosong adalah dangkalan dari batu, pasir, atau pembentuk lainnya, di bawah permukaan laut yang dapat membahayakan navigasi transportasi laut. Terumbu yang terbentuk dari pasir dan pada saat pasang surut tampak permukaannya disebut gosong pasir.

Terumbu yang terbentuk dari proses abiotik—pengendapan pasir, erosi gelombang atas cadas hingga bertumpuk-tumpuk, dan proses alami lainnya—namun karang yang paling banyak dikenal adalah batu koral di perairan tropis yang berkembang melalui proses biotik yang didominasi juga oleh ganggang. Terumbu dapat tercipta secara disengaja baik melalui konstruksi khusus maupun kapal yang tenggelam, namun orang bisa berkata kalau itu tadi bukan "karang" yang sesungguhnya, sebab jarang terjadi kerusakan buatan akan tercipta jika berbahaya untuk kapal. Struktur-struktur itu biasanya diciptakan untuk mendorong kompleksitas fisik punggung pasir yang umumnya tak berbentuk agar menarik sejumlah organisme, seperti ikan.



Fitoplankton adalah komponen autotrof plankton. Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen.

Nama fitoplankton diambil dari istilah Yunani, phyton atau "tanaman" dan πλαγκτος ("planktos"), berarti "pengembara" atau "penghanyut". Sebagian besar fitoplankton berukuran terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. Akan tetapi, ketika berada dalam jumlah yang besar, mereka dapat tampak sebagai warna hijau di air karena mereka mengandung klorofil dalam sel-selnya (walaupun warna sebenarnya dapat bervariasi untuk setiap spesies fitoplankton karena kandungan klorofil yang berbeda beda atau memiliki tambahan pigmen seperti phycobiliprotein).

Fitoplankton memperoleh energi melalui proses yang dinamakan fotosintesis sehingga mereka harus berada pada bagian permukaan permukaan (disebut sebagai zona euphotic) lautan, danau atau kumpulan air yang lain. Melalui fotosintesis, fitoplankton menghasilkan banyak oksigen yang memenuhi atmosfer Bumi.
Kemampuan mereka untuk mensintesis sendiri bahan organiknya menjadikan mereka sebagai dasar dari sebagian besar rantai makanan di ekosistem lautan dan di ekosistem air tawar.

Disamping cahaya, fitoplankton juga sangat tergantung dengan ketersediaan nutrisi untuk pertumbuhannya. Nutrisi-nutrisi ini terutama makronutrisi seperti nitrat, fosfat atau asam silikat, yang ketersediaannya diatur oleh kesetimbangan antara mekanisme yang disebut pompa biologis dan upwelling pada air bernutrisi tinggi dan dalam. Akan tetapi, pada beberapa tempat di Samudra Dunia seperti di Samudra bagian Selatan, fitoplankton juga dipengaruhi oleh ketersediaan mironutrisi besi.

Hal ini menyebabkan beberapa ilmuan menyarankan penggunaan pupuk besi untuk membantu mengatasi karbondioksida akibat aktivitas manusia di atmosfer.
Walaupun hampir semua fitoplankton adalah fotoautotrof obligat, ada beberapa fitoplankton yang miksotrofik dan ada juga spesies tak berpigmen yang merupakan heterotrof (yang ini dinamakan sebagai zooplankton). Jenis-jenis ini, yang paling dikenal adalah dinoflagellata seperti genus Noctiluca dan Dinophysis, memperoleh karbon organiknya dengan memakan organisme atau material detritus lainnya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar