Selasa, 21 Desember 2010

Kisah Lutung Kasarung di Goa Jatijajar

Aer Terkini - GOA Jatijajar merupakan salah satu objek primadona di Kabupaten Kebumen. Goa ini membentang sepanjang +/- 250 meter dengan lebar rata-rata 25 meter dengan ketinggian 15 meter, sehingga memudahkan bagi pengunjung untuk memasukinya.

Di dalam goa ini masih terdapat sungai bawah yang masih aktif dan juga terdapat empat buah sendang yakni: kantil, mawar, jombor dan puser bumi. Sendang Kantil dan Mawar dipercayai dapat menjadikan awet muda bagi siapa saja yang mau membasuh mukanya dengan air yang ada pada kedua sendang tersebut.

Untuk menikmati isi dari Goa Jatijajar ini, tidaklah membutuhkan keahlian tinggi dan mesti dilengkapi dengan peralatan caving yang lengkap. Di dalam goa ini telah dipasang berbagai lampu warna-warni yang akan menambah kesan tersendiri saat menikmatinya. Tidak hanya instalasi penerangan, di dalam goa ini juga telah diisi dengan berbagai patung seukuran manusia yang menceritakan kisah Raden Kamandaka atau yang lebih dikenal dengan kisah Lutung Kasarung.



Patung-patung ini berwarna putih bersih dan diletakkan berkelompok-kelompok pada berbagai sudut gua mewakili suatu fragmen cerita. Sayangnya tidak adanya brosur yang lengkap pada objek ini mengakibatkan pengunjung yang tidak mengetahui cerita Lutung Kasarung, kurang bisa menikmati atau mengerti tentang fragmen apa yang sedang diceritakan oleh patung-patung tersebut. Ada baiknya saat menikmati isi gua ini, pengunjung didampingi dengan pemandu wisata sehingga bisa tahu dan menikmati isi gua secara lebih lengkap.

Di dalam goa juga telah dibuatkan jalur jalan yang terbuat dari semen. Pada bagian jalan yang menurun maupun mendaki juga telah dibuatkan anak tangga lengkap dengan pegangannya yang terbuat dari besi. Disisi kiri dan kanan jalan pada jarak tertentu juga telah dipasang lampu penenrangan, yang kesemuanya ini tentunya akan semakin memudahkan pengunjung untuk menjelajah seluruh isi gua. Goa ini juga masih memiliki banyak lubang keluar pada bagian atasnya, sinar matahari yang menerobos masuk kedalam goa memberikan kesan indah tersendiri saat dinikmati.

Bebatuan stalagtit dan stalagmit yang ada pada gua ini cukup menarik, diantaranya bahkan masih aktif untuk terus tumbuh. Hal ini ditandai dengan masih adanya air yang mengalir dan menetes pada ujung-ujungnya. Namun secara pribadi saya merasa keberadaan patung-patung yang ada pada gua ini, sedikit tidaknya memalingkan pengunjung untuk menikmati corak atau ornamen dari bebatuan yang ada. Permainan cahaya dari penerangan yang ada semestinya diatur sedemikian rupa sehingga bisa menambah kesan indah akan ornamen batu yang ada.

Pada sisi lain di bagian luar dari Goa Jatijajar, pengunjung akan menjumpai sebuah patung dinosaurus berwarna hijau berukuran besar dengan mulutnya yang menganga lebar. Dari dalam mulut tersebut mengalir air dengan derasnya, dimana air tersebut berasal dari sungai bawah tanah yang ada didalam/bawah gua jatijajar. Air tersebut mengalir keluar dari mulut patung dinosaurus menuju aliran sungai besar, pengunjung terutama anak kecil banyak memanfaatkannya sebagai sarana permainan air. Di musim penghujan, air sungai tersebut mengalir sangat deras sekali bahkan bisa meluap dan menggenangi dasar Goa Jatijajar.

Sebenarnya di kawasan objek wisata ini juga terdapat gua lain yakni Goa Dempok, Titikan dan Intan. Sayangnya fasilitas yang ada didalam gua tidaklah selengkap seperti apa yang ada di Goa Jatijajar, sehingga sedikit sekali orang yang berminat untuk menelusurinya. Prasarana dan sarana yang ada di sekitar objek wisata juga telah cukup banyak, termasuk diantaranya sarana angkutan umum berupa bis berukuran sedang yang siap mengantar penumpang semenjak dari tepi jalan utama pantai selatan (pansel) Kebumen-Yogyakarta, hingga menuju lokasi objek wisata goa alam, Jatijajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar