Selasa, 15 Juni 2010

Inilah Alasan Kenapa Balita Dapat Merokok 40 Batang sehari

Ardi Suganda Balita Merokok 40 Batang Sehari

Inilah Alasan Kenapa Balita Dapat Merokok 40 Batang sehari
Aer Terkini – PERILAKU ANAK anak berkiblat pada lingkungan sekitarnya, terutama orangtua. Tidak mungkin kasus Ardi Suganda, balita dua tahun asal Musi Banyuasin Sumatera Selatan yang mengalami candu rokok, muncul tanpa ‘dosa’ orangtua dan lingkungan sekitarnya. Sekretaris Jenderal Komisi Nasional Perlindungan Anak Arist Merdeka mengatakan kasus Ardi muncul akibat adanya ‘fasilitas’ yang diberikan keluarga. “Jelas ini karena faktor lingkungan sosial di sekitar anak yang memfasilitasi keinginannya,” katanya di Jakarta, Jumat (28/05/2010)..


Komnas PA bersama pihak terkait sedang melakukan observasi yang meliputi unsur kesehatan, kejiwaan, dan latar belakang keluarga Ardi. Observasi diperkirakan selesai dalam 2-3 hari. Selanjutnya, terapi penyembuhan dari candu dilakukan dengan melibatkan Dinas Kesehatan. “Perhatian anak akan dialihkan agar tidak mengisap rokok lagi,” kata Arist.

Pemulihan juga akan melibatkan orangtua agar tidak menuruti keinginan anak untuk melanjutkan kebiasaan yang merugikan kesehatan. “Orangtua mengetahui mana yang buruk, jadi semestinya melindungi anak. Bukan justru memfasilitasi kebiasaan tersebut,” katanya.

Agar anak tidak terpapar asap rokok, Arist mendorong agar UU yang digagas mengenai rokok termasuk iklan dan promosi tembakau dibatasi. “Segera tindaklanjuti untuk membatasi peredaran nikotin pada anak,” tambahnya.

Fenomena seperti ini, menurut Arist, bukan hal yang baru. Sejauh ini telah ada enam kasus serupa yang menunjukkan anak memiliki kebiasaan tak sehat seperti merokok, makan kapas, batu bata, kayu dan sebagainya. Bahkan di Binjai, Sulawesi Selatan ada anak yang merokok sejak usia 1,5 tahun.
Berdasar data survei sosial ekonomi nasional terakhir pada 2004, perokok pemula di Indonesia usia 5-9 tahun meningkat empat kali lipat dalam kurun waktu 2001-2004. Mayoritas perokok pemula adalah usia remaja 15-19 tahun.

Rokok bukan hanya menggerogoti kesehatan, tapi juga menghancurkan perekonomian keluarga. Bayangkan, konsumsi 40 batang rokok sehari yang dilakukan Ardi membutuhkan biaya sekitar Rp 50 ribu. Itu belum termasuk biaya dampak kesehatan yang nantinya timbul akibat rokok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar