Aer Terkini – TIM ARKEOLOG dari University College London telah menggali peninggalan awal pendudukan manusia di Britania. Temuan yang didapatkan menunjukkan bahwa manusia kuno Britania telah muncul sekitar 800.000 tahun lalu, tepatnya di Eropa Utara – jauh lebih awal dari yang diduga sebelumnya.
Penggalian ini didanai oleh Museum Inggris dan merupakan bagian dari proyek “Pendudukan Manusia Kuno Britania ” yang juga didanai oleh Leverhulme Trust.
Penelitian yang dipublikasikan jurnal Nature ini menunjukkan lebih dari 70 peralatan batu dan serpihan digali di tepi pantai Happisburgh, Norfolk.
Menurut Simon Parfitt yang berbasis di Institut Arkeologi UCL, “Penelitian ini menunjukan kepada kita bahwa awal penyebaran manusia terjadi pada musim hangat yang sangat luar biasa. Sebaliknya, bukti baru menunjukkan bahwa awal manusia mampu beradaptasi ketika terjadi perubahan di lingkungan sekitar mereka. ”
Umumnya, penelitian kehidupan manusia Eropa pada periode awal hanya terbatas pada wilayah selatan Pyrenees dan pegunungan Alpen. Pembahasan mengenai kemunculan manusia di Britania sempat menjadi wacana ketika munculnya penemuan situs Boxgrove, Sussex, yang membuat para arkeolog sempat menyatakan bahwa manusia mulai muncul di Britania sekitar 500.000 tahun lalu. Namun, pada tahun 2005 pernyataan tersebut semakin meluas ketika ditemukan bukti-bukti dari Pakefield, Suffolk, yang berhasil mengungkap kedatangan manusia Britania terjadi sekitar 700.000 tahun yang lalu, dimana iklim pada periode yang singkat itu sebanding dengan Laut Tengah saat ini. Dengan adanya temuan di Happisburgh yang terbaru ini, telah memperpanjang catatan keberadaan manusia Britania lebih jauh ke masa lalu.
Peralatan manusia kuno yang ditemukan di Happisburgh memberikan rekaman pertama mengenai pendudukan Awal Pleistosen manusia yang berkerja di tepi alat pendingin – atau ‘boreal’ – di utara hutan Eurasia. Berdasarkan kajian penelitian, mereka yang tinggal dekat hutan ini menghadapi berbagai tantangan. Sebagian besar Eropa utara ditutupi dengan hutan boreal, yang tumbuh dan menyusut dengan pasang surut dan aliran es. Tanaman dan binatang yang dapat dimakan sangat sedikit dan sulit didapatkan karena jarak yang jauh, sementara siang hari terasa pendek dan musim dingin yang parah memperburuk kondisi nenek moyang bangsa Eropa pada masa itu.
Bukti dari Happisburgh juga memperlihatkan situs di aliran kuno Sungai Thames yang berada di London. Situs tersebut sering mengalami pasang surut, memiliki genangan air tawar dan rawa-rawa yang sering terjadi banjir.
Arkeolog Simon Parfitt, yang memimpin penggalian di Happisburgh, mengatakan, ”Banjir di dataran tersebut mendominasi tumbuhan-tumbuhan, mendukung beragam hewan herbivora, seperti raksasa, badak dan kuda. Termasuk predator seperti hyena, kucing bertaring tajam, dan tentunya juga manusia.
Hasil penelitian Tim tersebut didemonstrasikan dan terbit pertama dengan menggunakan model 3D dengan alat batu oleh CT-Scanner. Untuk informasi lebih lanjut tentang Happisburgh dan proyek Pendudukan Manusia Kuno Britania tersebut,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar