Selasa, 20 Juli 2010

Aku Tetap Menjaga Cinta Itu

Aku Tetap Menjaga Cinta Itu

Sajak T. WIJAYA

Kita berjalan di antara napas orang-orang luka. Kita luka. Kau titip senyum. Mimpiku menggelora. Lalu, semuanya lenyap. Kucari dalam setiap sudut kota, dan ingatan di bangku-bangku oplet. Kutanam bunga di setiap persinggahan malam. Gelap terus memiliki malam. Lukaku seperti sia-sia.

Pagi ini, embun di permukaan daun menyapaku. Mimpiku kembali menggelora. Masih ada yang terluka padaku. Pada katamu. Pada pintu orang-orang.

Tuhan pasti suatu kali memberikan matahari pada malam, bisikku. Pasti, seperti angin yang membangunkan kita siang itu di Taman Budaya, setelah sekian lama tertidur dalam kesedihan yang marah.

Kita berjalan di antara jejak orang-orang kalah. Kita kalah. Lalu, semuanya lenyap. Mungkin, kau titip laut, langit, dan sungai, yang terus kujaga.

Terus terluka, terus terluka, terus terluka, terus terluka.
Pagi ini, embun di permukaan daun menyapaku. Mimpiku kembali menggelora. Lukisan taman itu masih menunggu warna-warnamu. Aku tetap menjaga cinta itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar