Sabtu, 08 Mei 2010

Mahasiswa Medan Kuliah Pakai Lilin


Image : Corbis.com
MEDAN - Pemadaman listrik yang terjadi di Kota Medan semakin berimbas pada proses belajar mengajar. Bahkan, mahasiswa fakultas hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) kemarin siang rela menggunakan lilin untuk melanjutkan perkuliahan.

Belajar menggunakan lilin ini berlangsung di Kampus UMSU, Jalan Mochtar Basri, sekira pukul 10.30 WIB. Mahasiswa terlihat gelisah meski dalam ruangan telah ada sebatang lilin tiap kursi. Pendingin ruangan yang tidak menyala membuat suasana semakin gerah. Seorang mahasiswi, Poppy Andriani, 21, yang masih duduk di semester II Fakultas Hukum UMSU menyatakan bahwa kegiatan belajar mengajar sangat terganggu. Dia berharap PLN bisa memahami kesulitan mereka. ”Sama sekali enggak enak belajar seperti ini, PLN harusnya mau mengerti,” ujarnya.

Perempuan berjilbab ini menyatakan bahwa padamnya listrik bukan hanya terjadi di kampusnya, juga di rumah kosnya, Jalan Gunung Singgamata. ”Pokoknya, setiap saat pasti ada padam listrik, sering hingga tiga jam. Jadi, di rumah kami sulit belajar karena kegelapan. Di kampus juga harus seperti ini, kan seharusnya PLN bisa memahami,” ungkapnya.

Sementara itu, Dekan Fakultas Hukum UMSU Farid Wajdi mengungkapkan, secara ekonomi, jika menggunakan genset, pihak kampus harus mengeluarkan Rp900 ribu per empat jam hanya untuk membeli solar. ”Secara enggak langsung, proses belajar mengajar tidak bisa berfungsi dengan baik dan terganggu. Ini sama saja kerugian pada investasi pendidikan,” ungkapnya.

Apalagi,saat ini,pembelajaran dengan metode teknologi semakin digalakkan. Namun, jika listrik tidak mendukung, sama saja tidak mendukung hal tersebut. ”Di sini bebas WiFi dan bagaimana bisa berfungsi jika seperti ini, lilin memang membantu, genset juga, tapi kalau setiap hari kan sangat mengganggu,” paparnya. Terlebih, dia menerima laporan bahwa hubungan dosen dan mahasiswa sedang retak karena kedua pihak tidak saling mengerti. ”Dosen bilang mahasiswa bandel dan semakin malas, sedangkan mahasiswa bilang dosen enggak mau mengerti kalau mati listrik bagaimana tugas mau dikerjakan, jadi ada imbasnya ke situ,” tandasnya.

Dia menilai UMSU memang menjadi target pemadaman listrik di lingkungan kampus. ”Sebab, kampus memakan banyak daya dibanding penduduk di lokasi kampus, tetapi kami berharap PLN bisa mengatasi semua,” ungkapnya. Selama ini, jika terjadi pemadaman listrik ketika kuliah malam, mahasiswa terpaksa dipulangkan. ”PLN harus bisa membuat skala prioritas, untuk layanan umum, seperti fasilitas pendidikan dan rumah sakit, harus ada pengecualian,” tandasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar